
Beriman kepada Rasul-Rasul
Beriman kepada rasul-rasul adalah salah satu rukun iman yang wajib dipercayai oleh setiap Muslim. Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Keimanan kepada rasul tidak hanya mencakup pengakuan terhadap keberadaan mereka, tetapi juga memahami peranan mereka sebagai pembimbing, pemberi peringatan, dan teladan hidup.
Maksud Beriman kepada Rasul-Rasul
Iman kepada rasul meliputi beberapa aspek utama:
- Meyakini bahwa mereka adalah utusan Allah
Setiap rasul diutus dengan misi khusus sesuai dengan keadaan umatnya. Mereka dipilih oleh Allah untuk menyampaikan wahyu, membimbing umat, dan menegakkan syariat. - Meyakini jumlah rasul yang disebut dalam Al-Quran
Al-Quran menyebutkan 25 nama rasul, mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, yang merupakan rasul terakhir dan penutup para nabi. - Mengakui kesempurnaan risalah Rasulullah Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang membawa ajaran Islam sebagai penyempurna risalah para nabi sebelumnya. Sebagaimana firman Allah: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Surah Al-Ma’idah 5:3) - Meneladani akhlak para rasul
Para rasul dikenal dengan sifat-sifat mulia seperti siddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (bijaksana). Mereka adalah contoh terbaik dalam kehidupan manusia.
Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul
Keimanan kepada rasul memberikan beberapa hikmah, antara lain:
- Memahami tujuan hidup
Para rasul mengajarkan manusia tentang tujuan penciptaan, yaitu untuk menyembah Allah semata dan menjalani kehidupan sesuai syariat-Nya. - Meneladani kehidupan yang benar
Kisah-kisah para rasul memberikan panduan praktis dalam menghadapi ujian hidup, menjalani kebaikan, dan menjauhi kejahatan. - Menguatkan keimanan
Melalui mukjizat yang diberikan kepada para rasul, kita dapat memahami kekuasaan Allah dan meyakini kebenaran wahyu-Nya.
Perbandingan dengan Kepercayaan Lain
Dalam agama Yahudi dan Kristian, konsep nabi juga diakui, tetapi terdapat perbezaan ketara :
-
Dalam Yahudi, nabi dianggap sebagai pemimpin rohani yang menyampaikan kehendak Tuhan. Namun, mereka tidak selalu membawa hukum baru seperti dalam Islam, mungkin kerana komuniti mereka berkongsi syariat yang sama. Selain itu, banyak rasul diutus kepada bangsa ini kerana mereka sering membunuh rasul-rasul mereka sendiri, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran.
“Dan mereka ditimpa kehinaan dan kepapaan, serta mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.”
Surah Al-Baqarah 2:61 - Dalam Kristianiti, Jesus dianggap sebagai “Anak Tuhan” oleh penganutnya, sedangkan dalam Islam, beliau dihormati sebagai salah satu rasul yang menyampaikan ajaran tauhid. Nabi-nabi lain dalam Perjanjian Lama diakui, tetapi perhatian utama orang Kristian lebih tertumpu kepada Jesus dan tulisan Paul, yang banyak mempengaruhi ajaran gereja moden.
Perbezaan ini menunjukkan betapa uniknya Islam dalam menempatkan para rasul sebagai manusia yang mulia, tetapi tetap seorang hamba Allah.
Kesimpulan
Beriman kepada rasul-rasul adalah landasan penting dalam aqidah Islam. Kepercayaan ini mengajarkan kita untuk menghormati para utusan Allah, memahami ajaran mereka, dan menjadikannya panduan dalam kehidupan. Dengan meneladani para rasul, seorang Muslim dapat mencapai kehidupan yang diredhai Allah dan sukses di dunia serta akhirat.
Teologi Pembelaan Isu Mukjizat
Asas Kepercayaan | Rukun Iman | Rukun Islam | Al-Quran | Sejarah






